
Pengurus baru Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Jaka Anom Ahmad Yusuf, mengatakan bahwa akses transportasi umum yang ada di Jakarta masih jauh dari memadai untuk para penyandang disabilitas.
Ia memberi contoh seperti Metromini, Kopaja, Mikrolet dan lain-lain sangat sulit diakses oleh para penyandang disabilitas.
"Bayangkan saja untuk saya yang tidak bisa melihat susah kalau mau naik metromini, mau nyetop yang nomor berapa, kami cukup sulit. Mau turun juga sulit, karena suka buru-buru. Untuk pengguna kursi roda juga susah karena nggak ada tempatnya," jelas Jaka, ketika dijumpai di Balaikota, Jakarta, Selasa (20/3/2012).
Pria yang akhirnya lebih memilih bus Transjakarta untuk mobilitasnya sehari-hari ini mengatakan bahwa angkutan umum seperti bus Transjakarta pun masih sulit diakses oleh para penyandang tuna rungu. "Dulu kan ada layar di dalam bus yang menunjukkan halte yang dilalui. Sekarang itu pun mati," keluhnya.
"Di Australia, Jerman dan Inggris angkutan umum itu mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Jadi setidaknya bisa diterapkan di Jakarta," kata Jaka.
Selain sulit diakses, faktor keamanan angkutan umum juga sangat kurang sekali. Bagi orang yang memiliki keterbatasan intelektual, keamanan angkutan umum sangat kurang sehingga harus diperbaiki lagi agar merata dapat digunakan semua kalangan.
"Contohnya kereta api jaraknya terlalu cepat antara pintu terbuka dan tertutup. Kemudian pintu bus sulit ditutup. Itu membahayakan bagi yang punya keterbatasan intelektual," ungkapnya.
"Kami ini kan juga membayar pajak tapi tidak bisa mendapatkan haknya. Seharusnya tidak seperti itu," tandasnya.
Sumber : Kompas.com