Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, ada perubahan dari desain awal untuk stasiun MRT. Stasiun yang pada awalnya direncanakan akan dibangun di sekitar Al-Azhar dan gedung ASEAN akan dihapuskan. "Ada pengurangan satu stasiun," kata Fauzi Bowo di Balai Kota, Senin (12/3).
Gubernur menilai stasiun tersebut terlaku dekat dengan Blok M. Untuk itu diusulkan untuk menyatukan stasiun dengan yang berada di Blok M. Dengan demikian, kereta nantinya diharapkan mampu masuk lebih landai ke jalur bawah tanah di sekitar Al-Azhar. "Jadi saat akan masuk ke bawah tanah bisa lebih landai," katanya.
Hingga saat ini semua rencana pembangunan MRT yang membentang dari Lebakbulus-Dukuhatas masih sesuai dengan jadwal semula. Sementara itu, pada Mei mendatang akan dimulai ground breaking. "Ground breaking sekitar bulan Mei. Semua masih on schedule, tidak ada perubahan," katanya.
Kepala Biro Komunikasi PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus menjelaskan pihaknya telah menerima informasi mengenai pertimbangan dari Gubernur tersebut. Pertimbangan itu, terkait dengan rencana pengembangan wilayah DKI Jakarta. Rencana awal pembangunan stasiun MRT sebanyak 13 stasiun, yakni Lebakbulus-sisingamangaraja tujuh stasiun layang, selanjutnya sampai Hotel Indonesia (HI) enam stasiun bawah tanah. "Sekarang jadi 12 stasiun," imbuhnya.
Sementara itu, pada April mendatang akan dilakukan pekerjaan persiapan yang mencakup empat kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pemindahan terminal serta Stadion Lebakbulus, pelebaran Jalan Fatmawati, dan pemindahan utilitas.
Sebelumnya, Pemprov DKI berencana menambah satu stasiun bawah tanah (underground), dari empat stasiun yang ditetapkan sebelumnya dalam basic design (disain dasar) MRT. Sehingga perlu ada penambahan anggaran sebesar 100 juta dollar Amerika atau sekitar Rp 1 triliun, untuk penambahan satu stasiun yang akan ditempatkan di depan Masjid Al Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoranbaru.
Semula, jumlah stasiun MRT dengan rute Lebak Bulus-Dukuh Atas terdiri dari 12 stasiun, dengan empat stasiun di bawah tanah dan delapan stasiun elevated. Empat stasiun di bawah tanah itu terdapat di Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, dan Dukuh Atas. Sedangkan delapan stasiun elevated yakni mulai dari Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, dan Senayan.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo menyebutkan, tujuan perubahan disain jumlah stasiun tidak lebih untuk menjaga keindahan dan kenyamanan lalu lintas di jalan protokol. Diharapkan di jalur protokol itu tidak ada jalur elevated yang dapat menimbulkan kesemrawutan lalu lintas. "Jadi bukan karena gara-gara ada Patung Pemuda," katanya.
Sumber : SuaraKaryaOnline