"Kami akan menggratiskan biaya sekolah SD, SMP, SMA, SMK, ibtidaiah, tsanawiyah, dan aliyah, kemudian gratis berobat bagi seluruh warga Jakarta. Program ini kita umumkan satu hari setelah pelantikan. Ini bukan hanya janji saja. Apa yang saya ucapkan ini berdasarkan pengalaman yang sudah saya laksanakan. Insya Allah bisa terwujud," ujar Alex Noerdin saat memaparkan program dalam "Silaturahmi Pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dengan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta" di Jakarta, Senin (2/4).
Selain Alex Noerdin dan pasangannya, Nono Sampono, hadir pula cagub dan cawagub jalur independen Faisal Basri dan Biem Benyamin. Sementara pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) tidak datang meski diundang.
Sejumlah wartawan senior, antara lain Djaffar H Assegaff, Toeti P Adithama, Ishadi SK, August Parengkuan, Leo Batubara, Sofyan Lubis, Tarman Azzam, antusias mengikuti acara itu.
Alex Noerdin yang masih menjabat Gubernur Sumatera Selatan mengaku optimistis bisa mewujudkan program gratis biaya pendidikan dan kesehatan itu. Sebab, setelah terpilih, maka seluruh pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pasti akan mengikuti apa yang diperintahkan.
"Rahasianya terpaksa saya buka. Setelah saya dan Pak Nono dilantik, maka seluruh pimpinan SKPD pasti akan mengikuti apa yang kita putuskan," kata Alex menjawab pertanyaan salah seorang peserta.
Terkait program "3 Tahun Bisa" mengatasi banjir dan kemacetan, Alex menyatakan akan berkoordinasi secara intensif dengan Gubernur Jawa Barat, Gubernur Banten, serta bupati dan wali kota di daerah sekitar Jakarta. Sebab, untuk membebaskan Jakarta dari banjir dan kemacetan, Pemprov DKI tidak bisa bekerja sendiri.
"Ide Greater Jakarta yang sudah ada keppresnya harus diwujudkan. Sedangkan untuk membebaskan Jakarta dari kemacetan, saya mengusulkan dibentuk Badan Pengelola Transportasi Massal di mana anggotanya terdiri dari pemerintah pusat, Pemprov DKI, Pemprov Jawa Barat, Pemprov Banten, dan pejabat kabupaten/kota di sekitar Jakarta," kata Alex lagi.
Terkait dengan dana kampanye, Alex mengatakan dirinya bersama tim sukses akan belajar cara mengumpulkan dana kampanye dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub-wagub) Joko Widodo dan Ahok. Karena hingga kini, Alex dengan pasangannya, Nono, belum memiliki cara khusus mengumpulkan dana kampanye untuk memenangi pemilihan umum kepala daerah (pilkada) DKI pada 11 Juli nanti.
Seperti yang diketahui, pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama, yang diusung PDIP dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), menjual kemeja kotak-kotak kepada pendukung dan masyarakat luas. Saat ini sedang diproduksi 6 ribu potong kemeja kotak-kotak, kemudian akan dilanjutkan 70 ribu potong. Hasil penjualan itu akan digunakan sebagai dana kampanye Jokowi-Ahok. "Bener, ya, Jokowi jual kemeja? Wah, kalau begitu, aku mau belajar deh sama dia," kata Alex.
Dia mengakui hingga kini belum memiliki cara jitu untuk mengumpulkan dana kampanye sehingga dapat memenangkan dirinya sebagai pemimpin nomor satu di DKI nanti. Selama ini, Alex-Nono hanya membuka nomor rekening bersama di dalam sebuah website. Artinya, siapa pun individu atau organisasi yang ingin menyumbang bisa langsung mentransferkan uangnya ke rekening tersebut.
"Pengumpulan dana, saya hanya kasih nomor rekening. Seperti sekarang, saya kasih ya nomor rekening, kalian nyumbang ya," katanya sambil tersenyum. Namun, Alex membantah isu kalau dia dan Nono Sampono tidak perlu pusing memikirkan dana awal untuk kampanye. Sebab, sudah tersedia dana pribadi dari Alex sendiri sebesar Rp 20 miliar yang akan digunakan untuk mempromosikan visi dan misi yang diusungnya. "Masa? Saya baru tahu ada uang sejumlah itu. Kok, sedikit amat ya?" ucapnya.
Meski belum menemukan cara tepat menggalang dana kampanye, cagub yang diusung tiga partai itu, yakni Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Damai Sejahtera (PDS), menyatakan tetap akan melaksanakan penggalangan dana kampanye yang transparan, terbuka, dan seluruh masyarakat bisa mengaudit dana yang terkumpul.
Sumber : SuaraKarya.com