
Apa saja? Antara lain, ada kawasan Agropolitan di Gandus. Kawasan ini difokuskan pada strategis pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian. Kemudian, kawasan industri di Karya Jaya. Di sana juga ada kawasan pengembangan ekonomi terpadu.
Sementara itu, kawasan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) menjadi daerah strategis sosial budaya. “Apalagi, belum lama ini tempat tersebut dilakukan revitalisasi dengan anggaran dari APBN,” kata Wako Eddy dalam paparannya di hadapan anggota DPRD Kota Palembang, camat, kepala SKPD di lingkungan Pemkot, ormas, mahasiswa, dan tokoh masyarakat lainnya.
Rencana strategis kelima adalah di Jakabaring. Di sana, akan menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi. Dalam pelaksanaannya nanti, Jakabaring sebagai pusat perkantoran, sport city, perumahan, pusat perbelanjaan dan lainnya.
Kawasan tepian Sungai Musi akan menjadi daerah strategis sosial budaya dan lingkungan hidup. Kawasan ketujuh adalah Central Bussiness District (CBD), persis di pusat kota. Lokasi ini tetap menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi untuk perdagangan dan jasa.
Terakhir, Talang Kelapa yang menjadi kawasan kasiba (kawasan siap bangun) dan lisiba (lingkungan siap bangun). “Ini menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi dan pengembangan perumahan. Bahkan, rencananya menjadi kota baru,” ungkap Eddy.
Arahan pemanfaatan ruang tersebut, tambah dia, melalui 4 tahapan program lima tahunan hingga 2031. Program utamanya, penataan kawasan tepian sungai, pengelolaan kawasan strategis, pengembangan sistem pusat pelayanan kota, pengembangan prasarana dan sarana kota, peningkatan kualitas ruang terbuka hijau (RTH), peningkatan fungsi kota sebagai pusat jasa, perdagangan dan pariwisata berskala internasional dan pengembangan kawasan budidaya.
Dalam RTRW juga terpetakan pembangunan jalan tol Palembang-Betung, pembangunan jalan lingkar timur luar di Kabupaten Banyuasin, pembangunan jalan lingkar timur dalam yang nantinya terhubung dengan Jembatan Musi 3 di Pulau Kemaro. Di dalam kota juga direncanakan pembangunan fly over di simpang Jakabaring tahun ini. Sementara di simpang Patal dan RS RK Charitas batal dilaksanakan tahun ini.
“Akan tetap kita usahakan untuk fly over di simpang Patal dan Charitas ke depannya,” kata Eddy. Setidaknya, Metropolis yang terpisahkan dengan Sungai Musi sehingga terbagi dalam Seberang Ulu Seberang Ilir, dibutuhkan hingga terdapat enam jembatan di Sungai Musi. Lokasinya, di antara Musi 3 (Pulau Kemaro) dan Jembatan Ampera.
Sementara Jembatan Musi 5 berada di kawasan Gandus, terhubung dengan pembangunan jalan lingkar Barat. Sedangkan Musi VI, berada di antara Musi 2 dan Jembatan Ampera. Dalam paparannya, Eddy mengungkapkan soal transportasi udara yang terus dikembangkan kapasitasnya sehingga menjadi 5 juta orang per tahun dalam pelayanan sekunder.
Di bagian angkutan sungai, danau dan penyeberangan, rencananya integrasi moda akan dikembangkan pada Dermaga BKB, Dermaga 7 Ulu, Dermaga Stasiun Kertapati, Dermaga Komplek Pertamina, Dermaga Sungai Lais, Dermaga Jakabaring dan Dermaga Gandus. Rencananya, fokus transportasi sungai ini pada 2013 mendatang, dengan membeli 10 kapal feri plus dua kapal yang dibeli tahun ini sehingga menjadi 12 unit.
“Kapal feri ini, sistemnya crossing ke sejumlah dermaga. Sedangkan bus air bisa horizontal ke Pulau Kemaro,” jelas Eddy. Ia menyebutkan, untuk transportasi kereta api (KA), juga dibangun Stasiun Simpang-Tanjung Api-Api. Kemudian, monorel Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II - Ampera dan KA lingkar dalam Kota Palembang.
Untuk pengembangan jaringan gas, diarahkan pelayanannya ke seluruh wilayah kota. Dalam RTRW tersebut, di kawasan Seberang Ulu dan daerah Alang-Alang Lebar (AAL), Sukarami dan Ilir Barat (IB) I.
Sistem jaringan sumber daya air bidang pengendalian banjir, tambah dia, pihaknya akan menormalisasi Sungai Musi dan seluruh anak sungai serta kolam retensi. Pembangunan jaringan drainase, retaining wall (dinding penguat) sepanjang pinggiran Sungai Musi dari Pulokerto hingga Pulau Kemaro.
Sementara, pembangunan kolam retensi, rencananya dibangun sebanyak 10 kolam retensi lagi di Metropolis. Yakni, di Sub DAS Gandus, Gasing Lambidaro, Boang, Bendung, Buah, Lawang kidul, Selincah, Batang, Borang dan DAS Sriguna.
Untuk pengembangan jaringan jalur pedestrian, jangka panjangnya dibangun pada seluruh koridor jalan utama. Akan disediakan jalur pedestrian dan jalur sepeda. Di sepanjang, jalan inspeksi ke tepi Sungai Sekanak, Sungai Bendung dan Sungai Musi.
Mengenai penyediaan sarana dan fasilitas kota, pihaknya membagi dalam lima bidang. Yakni, pendidikan dilakukan di wilayah pengembangan perumahan baru dan daerah yang belum terjangkau pelayanannya dengan skala pelayanan disesuaikan hirarki. Bidang kesehatan, berdasarkan pada kebutuhan peningkatan pelayanan dan pemerataan kesempatan memperoleh layanan kesehatan murah dan berkualitas.
Di bidang perdagangan dan jasa, pengembangan pusat-pusat sub wilayah kota sesuai dengan skala yang dilayani. Sektor ini disertai dengan peningkatan sarana pendukung. Peribadatan, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di lokasi yang sesuai. “Khusus masjid, kita punya 780 tempat ibadah umat Muslim.”
Di lokasi rekreasi dan olahraga, akan ditingkatkan dengan pembangunan lapangan dan pemanfaatan ruang terbuka sebagai sarana rekreasi dan olahraga. Ia memprediksi, di kawasan Jl POM IX dan sekitarnya, akan semakin tumbuh ke depannya. “Seharusnya, DPRD Sumsel dan Kantor Gubernur juga dipindahkan ke Jakabaring,” katanya.
Menurutnya, apa yang disampaikan tersebut akan dibahas kembali di tingkat DPRD Kota Palembang. Harapan, rancangan peraturan daerah (raperda) RTRW tersebut bisa disahkan menjadi Perda. “Setiap pelaksanaan pembangunannya, nanti akan dibuatkan Perda-nya. Seperti masalah rawa, pembangunan jalan dan sebagainya,” ungkap Eddy.
Sumber : Sumeks.Co.id