"Pengusaha yang bergerak di bidang infrastruktur dan properti di Hong Kong ini memiliki banyak pengalaman dalam pembangunan maupun penataan hunian vertikal. Karena itu, saya mengajak mereka untuk ikut berinvestasi pada pembangunan rumah susun," kata Djan Faridz saat menerima kunjungan Chief Executive Hong Kong Infrastructure Development and Real Estate HO On Sing Thomas dengan delegasi beranggotakan 10 orang di Jakarta, Jumat (30/3).
Menurut dia, pembangunan rumah susun di perkotaan merupakan salah satu program Kemenpera yang perlu direalisasika. Hunian vertikal secara tidak langsung akan mengurangi mobilitas masyarakat, sehingga mengurangi kemacetan lalu lintas di jalan raya.
Sedangkan pengembangan kota, seperti Kota Maja, terus dilakukan agar kegiatan perekonomian serta kawasan permukiman tidak hanya terpusat di Jakarta. Indonesia dapat bantuan pinjaman lunak dari Jepang untuk pembuatan desain kota dan infrastruktur di Kota Maja.
"Ibu kota Jakarta, Medan, Surabaya, dan Bandung sudah padat untuk perumahan masyarakat. Karena itu, kami berupaya agar tanah di Kemayoran yang luasnya sekitar 300 hektare bisa dimanfaatkan untuk pembangunan rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah," ujarnya.
Jika pembangunan rusun untuk masyarakat berjalan baik, diperkirakan dapat menampung lebih dari 500.000 orang yang belum memiliki rumah yang layak huni saat ini. Apalagi Kemenpera juga tengah mengupayakan penataan kawasan kumuh di sepanjang Kali Ciliwung dan masyarakatnya akan dipindahkan ke rusun yang dibangun tidak jauh dari Stasiun Manggarai (Jakarta Selatan).
"Upaya untuk mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia agar lebih suka tinggal di rusun ketimbang di rumah tapak memang tidak mudah, karena budayanya memang berbeda dengan masyarakat di negara lain. Namun, kami akan terus mengajak masyarakat dan pemerintah daerah untuk membangun rusun di daerah," tuturnya.
Sementara itu, Chief Executive Hong Kong Infrastructure Development and Real Estate HO On Sing Thomas menyatakan ketertarikannya dengan tawaran dari Menpera, khususnya untuk pembangunan rusun. Apalagi potensi pasar hunian vertikal di Indonesia masih besar.
"Kami sangat tertarik dengan paparan Menpera tentang kondisi serta kebutuhan masyarakat Indonesia untuk perumahan. Tentunya tawaran membangun rusun serta desain konsep pembangunan wilayah/kota baru kami sambut baik, karena kami memiliki pengalaman," ucapnya.
Sumber : SuaraKarya-Online.Com