Menurut keterangan beberapa konsumen ditemui sedang merenovasi rumahnya, sarana dan bahan yang tidak sesuai tersebut di antaranya saja adalah sumur berikut pompa airnya. Pompa air dinilai konsumen kapasitasnya kurang besar sehingga tidak mampu menarik air hingga ke atas. Walapun pompa dihidupkan ternyata air tak mampu keluar.
“Sepertinya kapasitas dan kualitas pompa kurang baik, sehingga ada beberapa konsumen yang sudah mulai mencicil dan memperbaiki rumah terpaksa membeli secara pribadi,” ungkap salah seorang konsumen.
Fasilitas sumur yang pada awalnya dipastikan setiap rumah tersedia satu sumur ternyata pengembang hanya menyediakan satu sumur artesis untuk dua unit rumah. Dan keberadaan sumur tersebut pada lahan salah satu pemilik rumah, bukan berada di tengah-tengah. Kondisi tersebut dikhawatirkan ke depan akan membuat konflik horizontal karena ada di lahan tetangga.
Tak hanya itu sarana umum seperti jalan yang dijanjikan akan dibangun pengembang ternyata tidak dibangun. Yang nampak saat ini adalah jalan tanah dan sebagian ditutupi batu yang berasal dari limbah penggergajian.
“Harusnya pengembang ini bertanggungjawab terhadap seluruh sarana yang dijanjikan, sekarang katanya pembangunan untuk beberapa komponen diserahkan kepada pengusaha lain, sehingga pengerjaannya kurang baik,” ungkap konsumen lainnya.
Sementara itu, pemilik PT Khawanah Jaya Utama H. Gojim mengakui, ada beberapa fasilitas yang dikerjakan oleh mitra kerjanya. Tujuannya sebagai upaya kerjasama dan berbagi pekerjaan.
Dia juga mengakui konsumen perumahan yang dibangunnya mengeluhkan kondisi sumur dan pompa air. Sudah ada tiga konsumen yang meminta mesin pompa air untuk diganti dengan uang sehingga konsumen membeli sendiri pompa air tersebut.
“Soal tidak keluarnya air ketika pompa dihidupkan itu akibat pipa paralon yang ditanam tidak sampai ke dasar air, namun ngambang di atas air. Sumur sendiri kedalamannya mencapai 13 meteran sedangkan pipa tidak menjangkau, sehingga wajar ketika air dipompa tidak keluar,” ungkap Gojim.
Atas persoalan tersebut dia mengaku sudah menegur minta kerjanya untuk segera memperbaikinya. Serta mempersilakan kepada setiap konsumen untuk mengembalikan pompa air dan menggantinya dengan uang. “Saya sudah menegur pekerja sumur. Menyangkut persoalan pompa air sudah ada tiga konsumen yang minta untuk diganti dengan uang, dan itu kita ganti senilai Rp 270 ribu,” kata Gojim.
Sumber : PikiranRakyat