Dari 95 RW tersebut terbagi menjadi tiga kategori, kumuh sedang, kumuh ringan dan kumuh berat. "Ada 95 RW yang butuh rehabilitasi, baik sarana fisik lingkungan dan saluran air," ujar Asisten Kesehatan Masyarakat (Askesmas) Jakarta Barat Darma Sembiring, Senin (12/3).
Darma mengemukakan, ke-95 RW kumuh dengan kategori berat tersebar di wilayah Kecamatan Cengkareng. Di antaranya, RW 03, Kelurahan Cengkareng Timur dan RW 02 Kelurahan Kedaung Kaliangke. Sedangkan di Kecamatan Tambora berada Kelurahan Angke di RW 03, RW 09 dan RW 10. Lalu di Kecamatan Kalideres terdapat di Kelurahan Semanan, RW 02.
Kecamatan Kebon Jeruk terdapat Kelurahan Kebon jeruk RW 02. Sisanya kumuh ringan dan sedang tersebar pada delapan kecamatan. "Sebanyak 95 RW kumuh tersebar di 40 kelurahan. Rinciannya, 37 RW kumuh ringan, 48 RW kumuh sedang dan 10 RW kumuh berat," jelasnya.
Kategori tersebut dinilai dari sarana dan prasarana kondisi lingkungan yang tidak memadai. "Semua itu dilihat dari kondisi lingkungannya," tuturnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Kotamadya Jakarta Barat telah melakukan perbaikan, salah satunya berupa perbaikan fisik lingkungan dengan memperbaiki saluran."Jumlah yang sudah diperbaiki saya tidak ingat. Tapi sesuai ketentuan dan anggaran, kami selalu melakukan penataan. Harapannya, ke depan di Jakarta Barat tidak lagi ada wilayah yang kumuh," tegas Darma.
Sementara Ketua RW 03 Kelurahan Angke Tambora, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Toton Effendi, mengaku tidak tahu dengan kategori tersebut. Namun dirinya mengakui bahwa RW yang dipimpinnya memang padat penduduk. Sebab rumah yang berdiri didominasi oleh bangunan semi permanen.
"Rata-rata rumah tersebut belum memiliki MCK (Mandi Cuci Kakus). Belum lagi saluran air. Di sini itu dikotori oleh limbah konveksi dan sablon. Setiap gang kecil selokan mampet, saluran air tidak berfungsi menjadi pemadangan setiap hari," paparnya.
Sumber : JPNN.Com