
Walikota Mataram, H Ahyar Abduh mengaku, sejumlah “pekerjaan rumah” masih harus diselesaikan selama periode kepemimpinannya, seperti penyediaan perumahan, pembukaan akses jalan baru serta perbaikan jalan-jalan yang sudah ada.
‘’Penduduk Kota Mataram terus bertambah sehingga berimplikasi pada banyak aspek yang harus dibenahi dan diperhatikan,’’ kata Walikota saat expose pelaksanaan infrastruktur bidang PU di Kantor Walikota, Rabu (20/2/2013).
Digambarkan Walikota, rasio antara jumlah penduduk dengan ketersediaan rumah adalah 100 ribu. Kini baru tersedia 20 ribu rumah dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 427 ribu. ‘’Kita masih kekurangan 20 ribu rumah lagi,’’ ujarnya.
Dari 80 ribu rumah yang tersedia, terdapat 2.800 rumah tidak layak huni. Perbaikan baru bisa dilakukan terhadap 1.400-an rumah. Sisanya, kata Walikota, menjadi perhatian Pemkot untuk diperbaiki didukung adanya program pemerintah pusat, kementrian PU, Pemprov NTB serta program lainnya seperti PNPM.
Persoalan lain terkait infrastruktur jalan dan drainase. Khusus untuk jalan, Pemkot sangat berobsesi bisa membuka sekaligus pelebaran tiga akses jalan besar untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat. Ketiga jalan itu adalah ruas jalan Gajah Mada Pagesangan, akses jalan Bung Hatta Monjok hingga jalan Sudirman Rembige, serta akses jalan sepanjang Pantai Ampenan.
‘’Sebenarnya masih ada satu lagi akses jalan yang diidam-idamkan, yakni dari pertigaan bundaran Rembiga ke utara sehingga menjadi dua jalur,’’ kata Walikota dihadapan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kepala Dinas PU NTB, Dwi Sugiyanto.
Pertimbangan membuka jalan baru di wilayah Monjok, kata Walikota, karena kawasan itu tergolong tertutup akibat belum tersedianya akses jalan. Begitu juga untuk di kawasan Pantai Ampenan, Walikota ingin menonjolkan potensi alam berupa pantai yang dimiliki Kota Mataram. ‘’Sayang potensi yang kita miliki kalau tidak di manfaatkan,’’ ujarnya.
Efek lain dari pembukaan akses jalan baru, terlihat pada melonjaknya harga tanah di kawasan itu. Selain tentunya berimbas pada pemasukan dalam bentuk PAD bagi Kota Mataram. Ahyar menargetkan, selama masa kepemimpinannya, PAD Kota Mataram bisa mencapai Rp 100 miliar. Saat ini telah tercapai Rp 90 miliar dari sebelumnya Rp 42 miliar. ‘’Saya yakin hingga 2015 bisa tercapai Rp 100 miliar,’’ imbuhnya.
Keinginan lain yang juga disampaikan Walikota, adalah agar akses jalan dari Bandara Internasional Lombok (BIL) tidak hanya terhenti sampai Patung Sapi Gerung. Jalan alternatif perlu dibuka yang langsung terhubung dengan Kota Mataram.
“Jalan konvensional yang ada saat ini dirasa tidak mencukupi dengan jumlah kendaraan yang melintas setiap hari,” jelas Walikota.
Sumber : Lombokita