
INILAH.COM, Banjarmasin - Birokrasi dan infrastruktur disinyalir merupakan salah satu penyebab peringkat Global Growth Competitiveness IndexIndonesia turun.
“Penurunan ini memprihatinkan karena indeks tersebut mencerminkan kemampuan teknologi suatu Negara,” kata Gusti Muhammad Hatta, Menteri Negara Riset dan Teknologi (Meneg Ristek) ketika memberikan Kuliah Umum mengenai Insentif SINas (Sistem Informasi Nasional) di hadapan para peneliti dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin-KalSel, akhir pekan lalu.
Berdasarkan dari data Global Growth Competitiveness Indexyang dikeluarkan olehWorld Economy Forum tahun 2012-2013 menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke-50 dari 144 negara yang disurvey dimana pada tahun sebelumnya Indonesia bisamenduduki peringkat ke-46 dari 142 negara yang disurvey.
Penurunan peringkat dari 42 menjadi 50, menurut Gusti disebabkan karena masalah infrastruktur dan birokrasi. Selain tidak bersinerginya ’ABG’ (Akademisi, Business, Government) dalam memproduksi hasil-hasil riset yang telah dihasilkan selama ini.
“Pengusaha dan pemerintah belum bisa bersinergi dalam memproduksi hasil riset secara massal. Sehingga, banyak hasil riset di indonesia hanya sampai di protipe atau hanya sampai diatas meja saja,”ujarnya.
Gusti pun berharap, adanya Insentif SINas dapat membuat perguruan tinggi swasta dan negeri, Lemlit, LPPM dan konsursium riset, bisa menghasilkan riset atau penelitian yang bisa menjadi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi negeri kita tercinta ini, “Tentunya ABG harus bisa bersinergi,” katanya.
Insentif Riset SINas adalah pendanaan riset yang ditujukan untuk penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) melalui peningkatan sinergi, produktivitas, dan pendayagunaan sumberdaya litbang nasional.
Sumber : Inilah.Com