Tak hanya ke-2 proyek bandara saja yang tiba-tiba terhenti tanpa alasan yang jelas. Beberapa proyek lain yang juga mengalami hal yang sama dalam pengerjaannya, yaitu proyek kereta api Gede Bage senilai US$ 133 juta, proyek pelabuhan Pelaihari (Kalimantan Selatan) senilai US$ 30 juta, dan proyek kereta api Rantau Prapat- Duri- Dumai- Tl. Kuantan- Muaro senilai US$ 3,78 miliar.
Deddy S Priatna selaku Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menuturkan, terbengkalainya ke-2 proyek bandara tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor, yakni mundurnya investor asal India untuk membiayai proyek tersebut, keterlambatan dalam pengaturan proyek, dan adanya peralihan status pendanaan proyek terhadap pemerintah swasta dengan pebisnis lain. Di bawah ini adalah daftar 10 proyek Infrastruktur yang pengerjaannya terbengkalai.
- Kulon Progo International Airport senilai US$ 500 juta
- Pembangunan Bandara Baru Bali senilai US$ 510 juta
- Pembangunan Rel Kereta Api Rantau Prapat- Duri- Damai- Tl. Kuantan- Muaro Railway senilai US$ 3,78 miliar
- Pembangunan Rel Kereta Api Gede Bage senilai USM 133 juta
- Pembangunan PLTA Batang Toru 510 MW senilai US$ 1,2 miliar
- Pembangunan PLTA Merangin 350 MW US$ 562 juta
- Pembangunan Karian Water Supply, Banten senilai US$ 690 juta
- Pembangunan Palangkaraya Water Supply senilai US$ 900 juta
- Pembangunan Lombok Water Supply senilai US$ 700 juta
- Pembangunan Ungaran Water Supply senilai US$ 10,22 juta
Sumber : PasarDana